Rabu, 31 Agustus 2011

"SALT" : BUMBU UNTUK CINTA ATAU CINTA UNTUK BUMBU?

Kesan pertama membaca judul film ini saya pikir bercerita tentang masakan. Ditambah lagi, beberapa waktu setelah film ini mulai beredar di Jakarta, di salah satu timeline ada salah seorang tweeps yang bertanya kepada Pak Bondan, "Sudah nonton 'Salt' pak?" Makin menambah keyakinan saya kalau film ini tentang makanan beserta bumbu-bumbunya.

Kenyataannya sangat berbeda sama sekali dengan yang ada di perkiraan saya tersebut. Film ini bercerita tentang agen spionase yang bernama Evelyn Salt. Seorang agen yang tidak jelas identitasnya, apakah dia agen untuk Rusia atau CIA? Yang jelas agen Salt sangat terampil di bidang intelejen bahkan yang terbaik. Sepanjang film diputar, penonton selalu mempertanyakan bekerja untuk siapakah Salt sebenarnya? Inilah yang ingin dibut oleh sutradara sebenarnya. Berhasil atau tidak, terserah bagaimana anda menilai. Yang jelas saya hanya tertarik dengan bumbu yang ada dalam film ini, yaitu: cinta.


Entah setan mana yang membuat Michael Krauser membuat petisi ke senator untuk melakukan upaya penyelamatan atas agen Salt yang tertangkap di Korea Utara. Rupanya bukan setan manapun, melainkan Mike mencintai Salt. Mike begitu menyadari betapa berbahayanya menikah dengan seorang agen CIA, tetap memaksa Salt untuk menikah dengannya demi cinta sejati mereka.

Lain pemikiran Salt, lain pula pikiran yang ada dalam kepala Orlov, seorang agen rahasia Rusia yang melatih dan membesarkan Salt menjadi agen rahasia terbaik yang pernah dimiliki Rusia sehingga mampu menyamar ke Amerika bahkan menjadi salah satu agen CIA. Pernikahan Salt dianggap penghambat keberhasilan misi Salt bagi Orlov. Orlov pun bercerita bahwa Mike berada di tangannya dan hal ini membuat Salt sedikit tenang karena mike berada di tangan orang yang sangat dipercayainya. Namun demi melihat suaminya itu dibunuh di depan mata Salt sendiri tak urung darahnya mendidih. Tanpa ampun Orlov, sang guru, harus menemui ajalnya oleh tangan anak muridnya sendiri. Orlov pun meninggal nelangsa ditusuk pecahan botol minuman.

Selepas Orlov meninggal, hati Salt sedikit lega karena telah membalaskan kematian suaminya. Namun lagi-lagi dunia spionase selalu meninggalkan penghianatan-penghianatannya. Ted Winter, orang yang selama ini menjadi atasannya yang sangat dihormati di CIA ternyata seorang double agent untuk Rusia juga seperti dirinya. Salt gembira mendengar Ted adalah seniornya setahun di dinas rahasia Rusia. Namun ketika pembicaraan menyinggung kematian Orlov, Salt baru mengetahui ternyata Ted lah yang memerintahkan Orlov menculik Mike, suaminya. Kontan Salt marah dan hendak membunuh Ted. Sayangnya sebelum keinginannya membunuh Ted Winter terlaksana, keduanya keburu tertangkap oleh FBI seputar kematian Presiden Amerika dan ancaman rudal Amerika ke arah Teheran dan Mecca.

Gagal membunuh Ted Winter tidak membuat Salt patah arang. Dalam suatu pertemuan keduanya di tangga sebelum dibawa FBI untuk diinterogasi, Salt melompat menubruk Ted. Dengan menggunakan rantai yang memborgol tangannya, Salt mencekik leher Ted lalu bergelayut menjatuhkan diri dari lantai atas sehingga Ted mati tercekik.

Bodohnya Ted Winter yang tidak pernah belajar filsafat cinta. Mungkin selama ini dia hanya tahu kalau cinta bisa merobohkan gunung. Dia tidak pernah tahu kalau cinta juga bisa mematahkan lehernya juga.....@

Tidak ada komentar:

Posting Komentar