Senin, 15 Agustus 2011

ULI MARJINAL

Kutunggu dan selalu kutunggu dirimu di sini
Entah panas entah hujan
Di bawah jembatan penyeberangan setiap tengah hari
Meski dirimu tak pernah menampakkan diri
Tak berputus asa aku kan selalu kembali kemari.

Aku tahu dan selalu tahu
Kalau dirimu mengawasiku dari balik kaca mobilmu
Memandangku entah mesra entah iba
Kurasakan setiap kau melintas di pertigaan
Degup jantungku mampu menangkap lirikanmu

Tak apa kalau kau belum bersedia mampir
Sekedar menengok atau bahkan membeli
Justru orang-orang tak dikenal yang datang menghampiri
“Pak, saya mau tiga ribu saja”
“Uli boleh, ketan pun boleh”
“Ulinya baru atau lama?”
“Enak nggak pak?”
Sayangnya kata-kata itu bukanlah terucap dari bibirmu

Aku tak berputus asa
Meski sesiang ini kulalui tanpa kunjunganmu
Puaslah hati sekedar mengantongi
Barang seratus dua ratus ribu
Asalkan di ujung jari masih terselip
Sebatang Dji Sam Soe

Sore ini selepas gerimis
Aku mandi dan beristirahat di rumah
Melepas penat
Sembari menggumamkan doa
Agar asa semakin bulat
Mungkin esok kau bersedia turun
Lalu mencicipi uli dan ketan daganganku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar