Amarah Nyai Calonarang tidak
tertahankan demi mendengar putrinya Ratna
Manggali ditolak oleh orang-orang desa Girah. Tidak seorang pemuda pun
dari desa Girah yang bersedia melamar putri satu-satunya itu. Ini suatu
pelecehan. Dan ini tidak bisa dibiarkan!
Maka Nyai Calonarang mulai
merapal mantranya, mengirim kutukan ke desa:
“Teluuhhh…! Mlayuo ngalor –
ngetan – ngidul – ngulon…! Biar mereka tahu siapa yang berkuasa di sini?!”
Sejak itu pageblug mulai melanda
desa Girah, hingga jauh sampai ke seluruh negeri Daha….