Minggu, 28 Agustus 2016

SYEH ABDUL QODIR JAELANI : MENGHIDUPKAN KEMBALI TULANG BELULANG AYAM

Suatu ketika ada seorang perempuan datang menghadap Syeh Abdul Qodir Jaelani mengantarkan anaknya untuk berguru pada Syeh untuk mempelajari ilmu suluk. Syeh memerintahkan agar si anak harus belajar dengan tekun mengikuti cara-cara orang salaf dan ditempatkan di ruang khalwat.

Beberapa hari kemudian si ibu datang menengok anaknya dan dilihat tubuh anaknya itu menjadi kurus, makannya hanya roti kering dan gandum. Si ibu kemudian masuk ke ruang Syeh dan melihat di hadapannya tulang-tulang sisa makanan daging ayam yang sudah bersih.

Ibu itu berkata, "Kalau saya perhatikan, Tuan Syeh makan dengan makanan serba enak, sedang anak saya badannya kurus karena makanannya hanya bubur gandum dan roti kering, untuk hal itu apa makananya sehingga ada perbedaan?"

Sabtu, 20 Agustus 2016

KETIKA EMHA KAGUM KEPADA ORANG INDONESIA

Beberapa waktu yang lalu negeri ini dibuat geger oleh dua peristiwa. Yang pertama lantaran ada menteri yang berpaspor Amerika. Dan yang kedua lantaran ada anggota Paskibraka yang berpaspor Prancis. Indonesia memang sejak dulu menjadi tempat berkumpul orang-orang berbagai bangsa. Dan diakui atau tidak, Indonesia menjadi tempat yang menarik bagi orang asing untuk mengais rejeki, meski di sisi lain rakyat Indonesia sendiri dibuat minder dan tidak bangga dengan Indonesia-nya. Maka berkacalah pada Emha yang kagum kepada orang Indonesia.

Melalui 9 (sembilan) artikelnya, Emha menggambarkan keunggulan-keunggulan bangsa Indonesia dibanding bangsa lain. Tulisan yang tidak populer dibandingkan misalnya Mochtar Lubis yang mendapati sifat-sifat orang Indonesia yang

Senin, 01 Agustus 2016

"TEKLEK" SYEH ABDUL QODIR JAELANI DI SEKOLAH ARAB

Masa kecil kami sangat sederhana. Kami hanya pergi ke dua sekolah. Pagi hari kami pergi ke sekolah SD Negeri, yang sering kami sebut Sekolah Jawa. Dan di sore hari kami pergi ke sekolah madrasah ibtidaiyah, yang sering kami sebut Sekolah Arab. Tidak ada kursus ataupun les lainnya yang harus kami hadiri. Satu-satunya yang wajib kami hadiri selain kedua sekolah itu adalah 'ngaji' di surau di bawah bimbingan Pak Ustadz setiap habis subuh. Sungguh hidup yang sederhana.