Sabtu, 27 Agustus 2011

J.K. ROWLING - KETIKA HARRY POTTER HARUS BERAKHIR

Kesuksesan JK Rowling dengan bukunya Harry Potter and The Philosopher's Stone di tahun 1997 sangatlah luar biasa. Kehebohan ini sangat cepat, bahkan teramat cepat. Secepat itu hak penerbitan buku dibeli oleh Scholastic, sebuah penerbitan buku dari Amerika dengan harga yang sangat tinggi. Lalu diterjemahkan ke dalam 61 bahasa dengan penjualan 250 juta eksemplar di 200 negara. Dan yang lebih fantastis lagi, semua new release buku terbarunya selalu dinanti oleh penggemarnya. Bahkan Rowling sendiri sering heran melihat antrian di depan toko buku yang demikian panjang. Sampai-sampai ia mengira sedang ada sale atau semacamnya.

Bila sejenak kita ingat awal terciptanya tokoh dan buku ini bukanlah berasal dari buah pikiran sesaat. Tokoh Harry Potter adalah hasil endapan dari pergulatan hidup Rowling yang sesungguhnya. Bukunya pun tidak terbit dengan cara yang mudah, semua kesulitan dilaluinya satu per satu dengan kesabaran. Ketika perkawinannya dirasakan tidak akan berjalan mudah, maka ia memutuskan untuk segera pindah ke Skotlandia meninggalkan suaminya di Portugal. Dan ternyata itu keputusan yang tepat. Di situlah buku Harry Potter pertama dituliskan.


Berangsur-angsur buku Harry Potter kedua diterbitkan pada tahun 1998 yang berjudul Harry Potter and the Chamber of Secrets lalu buku selanjutnya Harry Potter and the Prisoner of Azkaban, dan yang lainnya lagi. Dengan pasti ia menuliskan perjalanan si "anak yang bertahan hidup" - Harry Potter. Hingga tidak terasa buku Harry Potter sudah mencapai buku ketujuh, dimana ia merencanakan cerita ini akan selesai pada buku ketujuh. Lantas ke manakah Harry? Ke manakah JK Rowling? Bagaimana popularitasnya?

Sejak JK Rowling menerima cek royalti pertamanya, nampaknya hidupnya sudah berubah dari masa lalu. Ditambah lagi dengan royalti dari buku-buku berikutnya dan juga dari film yang kesemuanya masing-masing tujuh seri. Tentu sebuah penghasilan yang luar biasa. Namun di balik itu semua ternyata Rowling benar-benar memiliki jiwa penulis sejati. Ia tidak takut bahwa kepopulerannya akan menurun. Dia sudah membayangkan bahwa semua kehebohan ini pasti akan berakhir ketika pembaca sudah mulai jenuh. Tapi yang patut diacungi jempol adalah komitmennya untuk terus berkarya tanpa mempedulikan masalah komersialitas.

"Ada saatnya-dan aku tak ingin kedengaran seolah tidak bersyukur-aku merasa dengan senang hati akan mengembalikan sejumlah uang yang kuterima agar bisa ditukar dengan waktu dan kedamaian untuk menulis." Luar biasa sekali, yang ada dalam pikirannya hanyalah waktu untuk menulis, lebih dari kekayaan itu sendiri.

"Bila kau melihat orang-orang terkenal lainnya, selalu saja ada masalah yang membuntuti mereka dan masalah-masalah itu tidak menyenangkan. Tapi aku tetap menyadari bahwa aku orang yang luar biasa beruntung, karena bisa melakukan apa yang paling kucintai di dunia ini."

Betapa tidak, selain bukunya yang meledak, histeria Harry Potter di seluruh dunia, berbagai penghargaan pun ia terima, diantaranya ia mendapat gelar kehormatan OBE (Order of the British Empire). Dan pada tahun 2001 ia kembali mendapatkan suami yang setia hingga kini tepat pada perayaan Boxing Day tanggal 26 Desember dengan seorang ahli anestesi Dr Neil Murray dan dikaruniai seorang putra bernama David.

Menyikapi semua kesuksesannya itu, JK Rowling bisa saja tidak perlu menulis lagi. Tapi ia begitu cinta menulis, bukan demi uang. Ia mampu terus menulis meski tidak menjadi terkenal. Satu-satunya tujuan adalah memuaskan dirinya sendiri serta para penggemarnya.@

Tidak ada komentar:

Posting Komentar