Senin, 29 Agustus 2011

LETTERS TO JULIET : CINTA BUKAN SEBATAS HORMON

Niscaya pada tahun 1957 seorang gadis yang sedang mengalami kebimbangan menulis sepucuk surat kepada Juliet di kota Verona, Italia. Gadis itu menceritakan jalinan cintanya yang tidak direstui oleh orang tuanya. Gadis itu bernama Claire Smith yang sedang belajar musik di Italia dan bertemu dengan pemuda impiannya yang bernama Lorenzo Bartolini. Di tengah berkecamuknya hubungan mereka akibat tentangan dari keluarga si gadis, Lorenzo pun mengajak Claire untuk melarikan diri, menyelamatkan cinta mereka. Namun kenyataan berkata lain, Claire justru menyerah dan memilih kembali ke London, Inggris. Sebelum meninggalkan Italia, Claire menyempatkan diri menulis sepucuk surat kepada Juliet dan memasukkannya ke dalam lubang di salah satu tembok bata Juliet.

Surat itu sudah berada di sana sejak 50 tahun yang lalu tanpa seorangpun mengetahuinya. Sudah menjadi kebiasaan gadis-gadis yang sedang patah hati akan menuliskan isi hatinya pada secarik kertas, lalu menempelkannya di dinding dan berharap akan dijawab oleh Juliet. Gadis-gadis terlanjur meyakini bahwa Verona adalah kota kelahiran tokoh cinta sejati Romeo dan Juliet. Bahkan secara serampangan mereka mengatakan pengarang Romeo dan Juliet adalah orang Italia yang bernama Williamo Shakespearelli.

Tanpa sengaja surat itu ditemukan oleh seorang wanita muda asal Amerika bernama Sophie (diperankan oleh Amanda Seyfried) yang sedang melakukan perjalanan ke kota Verona. Secara insidentil ia bergabung dengan kelompok sukarelawan yang menjawab surat-surat untuk Juliet yang mencari nasihat cinta. Singkat cerita dijawablah surat itu olehnya dan tanpa diduga Claire si penulis surat (diperankan oleh Vanessa Redgrave) datang ke Italia untuk mencari lelaki yang dulu menjadi cinta sejatinya.

Di sinilah sebenarnya ajaran cinta dimulai. Pertama, janganlah pernah berpikir bahwa cinta sejati itu mudah didapat. Nothing’s taken for granted, even for such a true love. Bahkan ketika sudah di depan mata pun, cinta sejati tetap menjadi sesuatu yang sulit didapat.

Pelajaran kedua, kalau ada orang lain yang membantu, terimalah. Bukan mustahil sebenarnya justru mereka yang perlu bantuan kita tentang cinta sejati. Mereka membantu karena mengagumi kita dan ingin belajar sesuatu dari kita.

Dan yang ketiga atau terakhir, percayalah pada insting. Kekuatan cinta sejati bukanlah terletak pada logika, tapi pada insting para pelakunya. Buat mereka, kekuatan cinta sejati mampu membawa mereka melintasi negara ataupun menyeberangi lautan. Pada saat-saat keputusasaan datang, insting akan menuntun ke arah yang dituju sehingga dipertemukan dengan cinta sejati.

Andai saja cinta dihargai hanya sebatas perubahan hormon, tentu tak akan ada Lorenzo tua yang turun dari kuda putihnya dan menghampiri Claire si gadis cinta sejatinya yang sekarang sudah setua dia juga.
Lalu Lorenzo pun berkata: "Satu jam yang lalu aku naik kuda ke kebun anggur dengan perasaan tua, namun sekarang aku turun dari kuda dan merasa masih muda……"@

Tidak ada komentar:

Posting Komentar