Kamis, 25 Agustus 2011

THE STORY GIRL : HUJAN DONGENG SI GADIS PENDONGENG

Ini adalah salah satu karya dari L.M. Montgomery dengan judul asli The Story Girl. Dalam novel terjemahannya oleh Gramedia ditulis sebagai Gadis Pendongeng. Membaca judulnya saja kita sudah bisa membayangkan betapa di dalamnya kita akan dihujani dengan dongeng-dongeng yang dibawakan oleh Si Gadis Pendongeng. Hampir setiap bab yang ada berisi dongeng yang diceritakan oleh Sara Stanley, Si Gadis Pendongeng. Dan bukan hanya saudara-saudara sesama keluarga besar King yang dibuatnya terpana dengan caranya mendongeng, bahkan orang tua pun ikut terpana kala si Gadis mendongengkan sebuah cerita.

Sebagaimana cerita-cerita LM Montgomery yang lainnya, setting cerita ini juga mengambil latar belakang kehidupan di Pulau Prince Edward, Kanada. Sebuah kehidupan yang sederhana di antara lingkungan keluarga besar yang memiliki banyak kisah untuk diceritakan. Dan layaknya kisah-kisah di awal abad 20-an yang masih menjunjung nilai-nilai religius agama, di dalam novel ini kita juga akan mendapati bagaimana anak-anak keluarga King berdebat tentang pilihan agama dan perilaku yang sesuai dengan ajaran agama. Misalnya saja, tersebutlah anak kecil, tukang kebun, yang bernama Peter yang tidak pernah pergi ke gereja lantaran hatinya masih bimbang untuk memilih menjadi Presbitarian ataukah Metodik.

Awal mula kisah ini dimulai ketika ayah Beverly dan Felix harus menitipkan mereka di Pulau Prince Edward, tepatnya di Carlisle, karena ayah mereka harus berpindah kerja ke Rio de Janeiro. Dan mustahil bagi ayah mereka dengan tiadanya ibu mereka, yang sudah meninggal, untuk mengurus mereka seorang diri di Rio. Maka dimulailah cerita pertemuan keduanya dengan saudara-saudara sepupu mereka, Felicity yang cantik, Cecily yang jujur, Dan yang pembangkang, dan tentu saja Sara Stanley si Gadis Pendongeng.

Kakek King telah mewariskan tanah dan kebun yang luas di Carlisle yang ditumbuhi pohon-pohon apel serta rawa-rawa yang ada di sekitarnya. Kakek King membangun keluarga ini dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang, sampai-sampai setiap batang pohon apel diberikan nama sesuai nama anggota keluarga. Entah mengapa untuk anggota keluarga yang kurang disukai, rasa buah apelnya ikut berasa tidak enak....

Besarnya anggota keluarga King menjadikannya memiliki banyak sekali cerita di dalamnya yang hanya habis diceritakan hingga buku ini selesai dibaca. Gadis Pendongeng begitu pandainya menceritakan rahasia demi rahasia dari tiap-tiap anggota keluarga. Bukan hanya kisah yang indah-indah, bahkan kisah yang paling pahit sekalipun tidak luput dari persediaan dongengnya. Cerita yang mestinya biasa-biasa saja, apabila keluar dari mulut Gadis Pendongeng akan menjadi kisah yang luar biasa. Para pendengarnya akan merasa seolah-olah benar-benar mengalaminya sendiri. Bahkan dikisahkan pula ketika Mr Campbell, yang pemberang, memintanya membacakan tabel perkalian, tak urung Mr Campbell dibuatnya terpana dengan setiap suara yang keluar dari mulut Gadis Pendongeng saat mengucapkan satu kali satu hingga dua belas kali dua belas.

Salah satu kisah menarik yang diceritakan oleh Gadis Pendongeng adalah kisah tentang Jembatan Pelangi. Konon ketika itu disebut Zaman Keemasan, Dewa Odin yang selalu mengajarkan cinta dan persaudaraan berziarah ke bumi dan mengajak manusia untuk menanggalkan harta serta ambisinya, dan mengikutinya menyeberangi Jembatan Pelangi untuk meminum Air Mancur Kehidupan menuju keabadian. Di antara pengikutnya tersebutlah Ving yang gagah dan tampan. Selain Ving, ada pula seorang gadis yang cantik bernama Alin. Ving jatuh hati pada Alin dan membayangkan bisa meminum air mancur berdua lalu mereka bisa hidup kekal berdua selamanya.

Namun apalah daya, ketika hendak menyeberang Jembatan Pelangi, Penjaga jembatan menghentikan langkah Ving. Ving memang paling belakang dari rombongan itu karena harus menolong seorang anak kecil yang kakinya tertancap duri terlebih dahulu. Penjaga mengatakan pada Ving bahwa jembatan pelangi tidak layak untuk dirinya yang begitu gagah. Ving harus melewati air bah di bawah jembatan untuk sampai di ujung lainnya sebelum meminum air mancur kehidupan. Air bah bergulung-gulung di bawah jembatan. Sedangkan hanya pertama saja yang berhak meminum air mancur kehidupan.

Ving mencoba meminta pembelaan pada Odin, namun yang dimintai pembelaan malah menjawab kalau dirinya tidak berani menyeberangi air bah, lebih baik kembali ke bumi saja. "Tidak," sahut Ving keras, "hidup di bumi tanpa Alin lebih mengerikan daripada kematian yang menungguku di sungai gelap itu." Lalu dengan tanpa mempedulikan luka dan memar di sekujur tubuhnya, Ving sampai di tepi seberang sana. tanpa disadarinya, dirinya telah berubah menjadi seorang Dewa. Lalu dilihatnya berangsur-angsur Odin beserta rombongan baru tiba.

Begitulah kekuatan cinta diceritakan oleh Gadis Pendongeng dengan gayanya yang mempesona. Begitu banyak cerita tentang cinta diceritakan oleh para anak-anak ini. Termasuk kisah cinta Rachel Ward dan kotak rahaisanya. Dan tahukah anda apa menariknya sebuah cerita? Yaitu ketika sesuatu itu masih mengandung rahasia. Namun ketika rahasia itu telah terungkap, hilanglah daya magis dari cerita itu.@

Tidak ada komentar:

Posting Komentar