Selasa, 31 Desember 2013

DOA DAN KESABARAN

‘Ud ‘uunii astajiblakum. Berdoalah kepadaKu niscaya Aku akan kabulkan. Demikian bunyi firman Allah. Sungguh singkat sekaligus jelas. Tiada sesuatu yang dapat dilakukan oleh manusia selain melalui ijin Allah melalui doa-doa yang dipanjatkan kepadaNya.

Akan tetapi meskipun doa itu dijamin Allah akan dikabulkan, seringkali manusia tidak dapat mengendalikan kesabarannya. Hitungan timing dan kebutuhan sering menjadi perbedaan persepsi antara manusia dengan turunnya takdir dari Allah. Kadangkala hanya karena takdir belum menemui timingnya, manusia sudah mengambil kesimpulan bahwa doanya tidak dikabulkan oleh Allah swt. Sedangkan Allah sendiri menyatakan diriNya adalah sebagaimana prasangka hambanya terhadap diriNya saja. Kalau manusia berprasangka buruk kepada Allah, maka kenyataan yang menyertainya pun akan buruk, begitu pula sebaliknya.

Doa dan kesabaran adalah ibarat dua sisi dari mata uang yang tidak terpisahkan. Tiada doa dapat tercapai tanpa dilandasi dengan kesabaran. Sebagaimana firman Allah pula dalam Al Qur’an, ‘dan cukuplah sholat dan sabar sebagai penolongmu’.

Putus asa adalah suatu hal yang sangat dilarang dalam agama. Karena sesungguhnya kalau manusia menghitung-hitung dengan mata yang jernih, manakah lebih banyak antara nikmat Allah yang telah diberikan bila dibandingkan dengan yang belum dikabulkan, maka sesungguhnya Allah itu maha pengasih lagi maha penyayang.

"Dan apa saja nikmat yang ada pada kalian, maka dari Allah." (An Nahl: 53).

"Dan jika kalian menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak dapat menentukan jumlahnya." (An-Nahl: 18).

"Karena itu, ingatlah kalian kepada-Ku niscaya Aku ingat kepada kalian, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kalian mengingkari (nikmat)-Ku." (Al-Baqarah: 152).

Oleh karenanya, tidaklah pada tempatnya apabila kekecewaan akibat doa yang belum dikabulkan, akan menghapuskan rasa syukur atas nikmat-nikmat yang lain yang telah diberikan. Adalah kewajiban manusia untuk selalu berusaha dan berupaya mencapai apa yang dicita-citakan.

"Dan hanya kepada Allah hendaknya kalian bertawakkal, jika kalian benar-benar orang yang beriman." (Al-Maidah: 23).

"Barangsiapa mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (An-Nahl: 97).

Hanya kepada Allah sajalah kita berharap dan berserah diri setelah apa yang kita upayakan. Tiada suatu daya dan upaya melainkan atas ijin Allah semata. Dengan menambahkan amalan-amalan ibadah maka hati kita akan menjadi lebih kuat lagi dan lebih yakin lagi bahwa Allah maka kuasa membolak-balikkan hati manusia. Melalui ibadah kita panjatkan syukur dan berharap mendapatkan berkah yang jauh lebih besar lagi.

"Wahai hamba-hambaKu yang telah melampaui batas terhadap diri mereka sendiri. Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah kerana sesungguhnya Allah mengampunkan segala dosa." (Az-Zumar, 53)

Yaa Allah, ampunilah segala kesalahan dan kebodohan kami. Jadikanlah kami orang-orang yang sabar……@

Tidak ada komentar:

Posting Komentar