Minggu, 21 Juni 2020

CARA BERPIKIR SUPRARASIONAL : MEMAHAMI PAHALA DALAM PERSAMAAN MATEMATIKA


Suatu ketika ada cerita tentang seorang kiai di daerah pesisir utara di Jawa Tengah. Ceritanya para santri beliau bermaksud memberikan hadiah kepada kiai, sebuah masjid yang layak di pondok pesantrennya. Segala upaya dilakukan oleh para santri, termasuk meminta sumbangan di pinggir jalan. Sampai akhirnya masjid bisa berdiri gagah sesuai bayangan para santri.

Namun tiba-tiba suatu hari ada beberapa orang pemilik toko material datang ke pondok menemui kiai guna menagih tunggakan pembayaran material. Kontan saja kiai kaget karena merasa tidak pernah berhutang kepada pemilik material. Usut punya usul ternyata para santri meskipun uang sumbangan belum mencukupi, mereka nekat saja mengambil material ke toko material sekitar pondok.


Kiai pusing dengan kelakuan santri-santrinya ini. Niatnya sih baik, tapi buntutnya kiai juga yang harus melunasi utang-utangnya.

Di depan para pemilik material toko material kiai berkata dengan kalem:

“Oh… begitu permasalahannya?”

“Betul kiai. Kiai harus bayar karena ini sudah lama sekali. Dan kami lihat masjid sudah berdiri.”

“Tunggu sebentar. Nanti saya bayar. Saya ke dalam dulu,” ujar kiai.

Padahal sebenarnya kiai bingung, tidak punya uang untuk membayar tunggakan material.
Di dalam rumah kiai berdoa sambil menangis:

“Ya Allah… kami sudah membangun rumahmu untuk umatmu di sini, tapi ternyata di depan sana ada orang-orang yang menagih hutang kepadaku. Aku tidak punya uang ya Allah… tapi kalau sampai tidak dilunasi aku sungguh malu. Sungguh-sungguh malu di depan orang-orang itu. Apakah Engkau tidak malu ya Allah? Kalau Engkau malu, berilah pertolongan kepada hambamu ini… tolonglah aku ya Allah….”

Tiba-tiba sebuah mobil SUV masuk ke dalam halaman pondok. Penumpangnya seorang jenderal dari Jakarta. Turun dari mobil, jenderal langsung masuk ke dalam rumah kiai.

Serunya: “Kiai ini gimana sih?

“Gimana apanya?” tanya kiai tidak paham kalimat sang jenderal.

“Saya dengar kiai mbangun masjid baru? Kenapa tidak bilang-bilang saya? Saya kan mau nyumbang juga, kiai.”

“Alhamdulillah… kalau jenderal beneran mau nyumbang, tolong bayarin orang-orang di ruang depan sana itu…”

***

Illustrasi di atas adalah salah satu contoh dimana Allah memberikan pertolongan dari arah yang tiada disangka-sangka yang pernah saya dengar dari orang-orang alim. Namun bukan mustahil hal tersebut terjadi pada diri kita. Asal kita tahu resep-resepnya. Melalui bukunya yang berjudul “Cara Berpikir Suprarasional. Menyelesaikan Masalah dan Mendapatkan Rezeki dari Jalan yang Tak Terduga”, Raden Ridwan Hasan Saputra menawarkan solusi rasional dalam mengatasi masalah dalam kehidupan. Lari dari masalah dalam hidup adalah mustahil, namun bagaimana mengatasinya dengan mudah? Itu yang ingin disampaikan oleh pengarangnya dalam buku ini.

Pertolongan Allah dari arah yang tidak disangka-sangka tidaklah mustahil asalkan manusia rajin memupuk “Tabungan Gaib”. Tabungan gaib yang dimaksud adalah tabungan pahala yang dilakukan dengan bekerja secara ikhlas. Bekerja kepada Allah dan menolong manusia lain dengan ikhlas.

Tabungan uang adalah tabungan yang berasal dari pekerjaan sehari-hari dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan. Sedangkan kebutuhan itu sendiri cenderung tidak terbatas, sehingga banyak manusia merasa kekurangan dalam hidupnya. Untuk mengatasi kebutuhan yang tidak terbatas itu, manusia harus menambah pahala untuk mengisi pundi-pundi Tabungan Gaib. Beribadah kepada Allah dan tolong-menolong sesama manusia adalah kuncinya.

Ridwan Hasan menggambarkan kebutuhan manusia itu dalam luasan segitiga berwarna hitam. Sedangkan untuk tabungan gaib, digambarkan sebagai luasan segitiga berwarna biru, dimana sumbu Y nya adalah pahala dari Allah dan sumbu X nya adalah kebaikan kepada sesama manusia. Apabila manusia ingin memperluas bidang biru, maka dia bisa meningkatkan baik sumbu X maupun sumbu Y secara bersamaan ataupun satu-satu tergantung peluang yang sedang dihadapi. Hanya manusia yang memiliki bidang biru yang lebih luas dari bidang hitam saja yang akan merasa bahagia hidupnya.

Sudahkah anda bahagia? Segera periksa bidang segitiga biru anda….@


Tidak ada komentar:

Posting Komentar