Sabtu, 17 September 2016

KETIKA RADEN SUMANTRI BERKHIANAT

Raden Sumantri adalah seorang kesatria, wajahnya tampan, sakti dengan senjata pemusnah angkara murka, panah Cakrabaskara. Raden Sumantri seorang kesatria, namun ia memiliki seorang adik yang buruk rupa bernama Sukrosono. Meskipun Sukrosono seorang bajang cebol, tapi dalam hal kesaktian tidak kalah dengan Raden Sumantri. Hanya karena buruk rupanyalah Sukrosono tidak diijinkan mengikuti kakaknya mengabdi kepada Prabu Harjuno Sosrobahu di Maespati.

Berbekal paras yang menawan dan kesaktian panah Cakrabaskara dengan ditambah sedikit kepandaian diplomasi tentunya bukan hal yang sulit bagi Raden Sumantri untuk bisa diterima oleh Prabu Harjuno Sosrobahu mengabdi kepadanya. Bahkan akhirnya Raden Sumantri bisa bergelar Patih Suwondo di kerajaan Maespati.

Minggu, 11 September 2016

BALADA SI ROY 2 : Cerita Remaja Lawas

Alkisah ada obral buku lama di salah satu toko buku terbesar di Indonesia, saya memborong banyak buku murah antara harga Rp.10.000,- sampai Rp.20.000,- Kebanyakan yang saya beli adalah novel-novel detektif karya Agatha Christie yang terkenal dengan Poirot-nya. Namun ada satu di antara buku yang saya ambil yaitu Balada Si Roy jilid 2 karangan Gola Gong (atau Gol A Gong). Sebuah buku lama yang terbit di tahun 2012. Meskipun ceritanya sendiripun bukan cerita baru. Cerita-cerita Gola Gong di buku ini telah diterbitkan sebagai cerita bersambung di majalah Hai pada tahun 1990an. Ini menariknya. Coba bayangkan, apa kabar di tahun 2000an membaca cerpen remaja 1990an?

Sejak tahun 1980an hingga 1990an hegemoni cerita-cerita remaja sangat dikuasi oleh majalah Hai. Nama majalah Hai itu sendiri pun mengalami beberapa transformasi. Mulai dari Majalah Remaja Hai hingga Majalah Hai. Bahkan tulisan Hai-nya juga berubah. Pernah pakai huruf kecil hai, kemudian berubah jadi Hai atau HAI. Baru gemanya benar-benar hilang setelah reformasi 1998.