Kamis, 29 September 2011

NASION, CHARACTER BUILDING, DAN TEROR BOM

Apa sebenarnya yang hendak didirikan di atas bumi nusantara ini? Mendirikan sebuah Negara? Atau menumbuhkan suatu bangsa? Atau sekedar meredam pertikaian dan pertumpahan darah yang sudah terlanjur terjadi sejak berabad-abad silam?

Founding fathers kita selalu menyadari apa yang ingin mereka dirikan di atas bumi nusantara ini. Nasion. Itu yang selalu mereka cita-citakan. Mereka selalu berharap akan munculnya nasion yang berarti bersatunya seluruh elemen di nusantara ini yang secara sadar memang berbeda dari awalnya. Perbedaan-perbedaan itulah yang menyokong berdirinya Indonesia Raya.

Minggu, 18 September 2011

UTSMAN BIN 'AFFAN DAN ABDULLAH BIN MAS'UD DALAM BUKU KECIL

Ini hanyalah tentang buku kecil yang aku bawa ke mana-mana. Karena ukurannya yang kecil dan masuk dalam kantong peralatan tulisku, maka ia ikut ke mana aku pergi. Isinya sangat sederhana, halaman awal berisi Surat Yasin. Kemudian dilanjutkan dengan surat-surat lain, seperti Surat Al-Waqi'ah, Surat Al-Muluk, lalu bacaan tahlil dan do'a-do'a lainnya. Namun siapa sangka? Pada salah satu lembarnya termuat sebuah percakapan antara Khalifah Utsman bin 'Affan dan Abdullah bin Mas'ud. Aku tercengang membacanya....
 
Ada diriwayatkan dalam satu hadits dari Ibnu ‘Asakir bahwa Usman bin ‘Affan ziarah pada Abdullah bin Mas’ud sewaktu Abdullah bin Mas’ud mengalami sakit, ditanya oleh Usman:

Sabtu, 17 September 2011

REBANA CINTA

Sayup-sayup terdengar suara rebana yang ditabuh perlahan-lahan. Pelan namun pasti. Seperti menyiratkan kerinduan. Kudengar suaranya di setiap tengah malam sambil menghirup asap rokok yang mengawan. Ritmenya yang lambat seperti sengaja diulur-ulur untuk mengukur kedalaman jiwa manusia yang masih eksis di tengah malam. Pelan dan tidak terputus hingga menjelang fajar tiba. Baru setelah suara adzan dari surau pertama berkumandang suara rebana itu terhenti untuk terdengar kembali esok tengah malam.

Esoknya tepat tengah malam saat surau memukul kentongan dua belas kali, kembali kutunggu suara rebana itu. Tidak terlalu jelas tapi cukup untuk didengar dari tempatku berdiri. Seperti sejak tiga bulan yang lalu, aku akan mendengarkannya baik-baik dari balkon yang menghadap ke taman depan rumah dengan ditemani asap dari batangan kretek sembari mencari-cari syair yang tepat untuknya.

Jumat, 16 September 2011

TANAH YANG SAMA UDARA YANG SAMA


“Mosi-mosi…now I’m breathing the same air with you. I’m on your land. Wait for me…I mean…wait for my next call. OK? Bye!” Suara di ujung telepon terputus. Lalu yang terdengar hanya suara beep yang panjang…...

Namanya Arumi. Namanya saja yang berbau Jepang, tapi sebenarnya dia murni berdarah Jawa. Lima tahun terakhir ini tinggal di Tokyo. Dia memberitahuku beberapa tahun yang lalu waktu kebetulan bertemu di bandara. Katanya suaminya mendapatkan pekerjaan barunya di sana. Sekali aku pernah menanggapinya dengan setengah bercanda karena bagiku tinggal di luar negeri untuk ukuran orang kampungku sangatlah diluar kebiasaan.
Jadi aku bertanya dengan sedikit meremehkan: “Tokyo-nya RT berapa? Kelurahan apa?”
“Shibuya, kalau naik kereta turunlah di Shibuya…” jawabnya waktu itu sembari menuliskan sebuah alamat di atas kertas kecil warna putih. Pastinya itu alamat tempat tinggalnya di sana.

Kamis, 15 September 2011

MENCARI NUK

Reda. Redalah tangis ibuku setelah aku berjanji mencari Nuk yang tak terdengar lagi kabarnya. Nuk pergi satu tahun yang lalu dari desaku setelah menolak dikawinkan oleh ibuku dengan juragan rismill. Bisa dimengerti alasan Nuk waktu itu. Nuk tidak menyukainya! Memang. Jaman bahkan sudah merdeka. Menurut beberapa orang tetangga kami, Nuk terlalu cantik buat juragan yang selalu tampak kikuk itu.
Kalaupun akhirnya Nuk pergi dari rumah tentulah bukan salah ibu semata. Ibuku sama sekali tidak melarangnya ketika itu. hanya saja Nuk tidak pernah lagi menyampaikan kabarnya sesampai Jakarta. Kalaupun ke Jakarta, itupun menurut pesan terakhirnya sebelum berangkat. Selanjutnya apakah Nuk benar-benar ke Jakarta atau ke tempat lain tak seorangpun yang tahu pasti.
Sekarang ibuku seperti orang yang sedang menanggung beban berat yang tiada putusnya. Ibuku – sedikit – menyesali kepergian Nuk. Ibu memikirkannya sepanjang tahun. Lebih dari kesedihannya ketika ditinggal bapak dulu yang meninggal karena tertindih truk yang sedang diperbaikinya akibat dongkrak

Rabu, 14 September 2011

APAKAH CINTA?

Cinta itu penyerahan tanpa batas.
Tak akan disadari keberadaannya sampai ia benar-benar menghilang.
Setelah berlalu baru disadari kalau ia pernah ada di sini.
Pada saat ia ada, rasanya hanya mata yg buta dan hati yang galau.
Cinta hanya bisa dilihat oleh orang sekitar kita.
Konon dari air seni pun bisa kentara.

Hakikat cinta bukanlah suatu bentuk rasa,
Melainkan cinta adalah kekosongan itu sendiri,
Sehingga cinta menuntun hati menuju asal muasal sejati.

CERITA SORE SI METRO MINI

"Blok M...blok M...!" Kernet metro mini berteriak lantang. Mobil merambat di tengah kemacetan.
"Blok M....! Ayo neng naik aja daripada pacaran....?!" kernet terus mengoceh menawarkan jasa angkutannya. "Yaa...kok malah pacaran di pot?!"
Metro mini terus merambat pelan selagi ada peluang di tengah kemacetan.

Sepertinya kernet satu ini sudah mafhum benar dengan kondisi macet macam ini. Tapi dia terus mengoceh jurusan metro mininya. Kutaksir usianya tidak lebih dari umur anak sekolah menengah. Tapi siapa jamin dia akan mampu hadir di kelas? Maka jadilah dia bergelantung di pintu metro mini berteriak-teriak "blok M...blok M..."

Selasa, 13 September 2011

TOPENG MONYET MENANTANG JAMAN

Tang tung tang tung…musik gamelan sederhana bergelung di lorong kampung di hari libur. Anak-anak berlari mengerubungi Topeng Monyet berkeliling dari kampung ke kampung. Hiburan sederhana yang tidak pernah memuaskan hati anak-anak pun di jaman moderen seperti ini. Rombongan terus berjalan menyusuri jalanan kampung meski sejak puluhan tahun telah berlalu.
Hoaa haaa haaa….anak-anak bersorak gembira menonton adegan monyet meski berulang kali tak bosan-bosannya. Hampir menyerupai ritual yang terus-menerus dilakukan si monyet, namun setiap kali itu pula masih berarti kejutan bagi anak-anak. Sebenarnya mana yang lebih seru, monyet yang berguling-guling ataukah anak-anak yang berlarian berpindah-pindah posisi menontonnya? Hoaaa….ketakutan yang juga berarti kesenangan dunia kanak-kanak.

Senin, 12 September 2011

SEPOTONG DUNIA DAN SEPENGGAL LIRIK DARI FRANKY SAHILATUA (RIP)

Lagu yang merdu tak pernah mati,
Tiap yang hidup jadi penyanyi,
Namun ada yang tetap dicari oleh seseorang,
Untuk lagu untuk dinyanyikan,
Dan yang hidup harus bernyanyi,
Barangkali untuk yang mati,
Tapi para pendengar akan tahu,
Manakah lagu yang baik?
Franky and Jane, demikian pernah menyanyikannya dalam salah satu lagu dari album mereka Musim Bunga di tahun 1978. Masih kuat melekat dalam ingatan bagaimana kentalnya warna music folk dan balada dalam lagu-lagu mereka. Pada masanya hamper semua orang tahu persis dan hapal lirik lagu Bis Kota ataupun Perjalanan. Meskipun liriknya sarat makna namun terasa literer dan membumi. Bukan hanya karangan ataupun angan-angan belaka. Pendengar serasa dibawa menuju suatu pengalaman batin bersama lirik lagu-lagu mereka yang memang kental dengan muatan local.

Minggu, 11 September 2011

KISAH SEORANG BERNAMA ZUHUD

Nama lengkapnya Muhammad Zuhud. Sejalan dengan namanya Zuhud yang berarti orang yang menjauhi duniawi dan hanya mengingat kepada Tuhan semata, rasanya bukan kebetulan kalau Zuhud yang satu ini kemudian menempuh pendidikan agama dan menjadi guru agama di salah satu sekolah lanjutan pertama di kotaku. Satu yang paling aku ingat tentang gesture Zuhud adalah dia selalu merem-merem ketika harus memandang ke arah lawan bicaranya kalau kebetulan lawan jenis. Mungkin karena zuhudnya ia tidak ingin terlalu memandang wajah wanita yang bukan muhrimnya. Lengkaplah sudah sifat-sifatnya sesuai dengan namanya.

Meski harus mengayuh sepeda onthel sepanjang lima kilometer setiap hari, Zuhud begitu semangat menjalani profesinya sebagai guru agama. Dari tutur kata dan nasihat-nasihatnya, hanyalah kesederhanaan yang tertinggal sebagai kesan dari lawan bicaranya. Konon Zuhud sangat disukai oleh murid-muridnya karena ia hampir tidak pernah memarahi murid-muridnya sebandel apapun. Yang keluar dari mulutnya hanyalah nasihat santun yang diiringi mimik prihatin di wajahnya menyikapi kekhilafan yang acap dilakukan para muridnya.

Sabtu, 10 September 2011

DASWAN YANG PANTANG MENYERAH


Tidak semua orang tahu nama asli Daswan. Nama sebenarnya adalah Ridwan. Sebuah nama yang bagus sekali. Pastinya diambil dari nama malaikat penjaga surga, Malaikat Ridwan. Mungkin saja harapan orang tuanya kelak Ridwan akan berakhlak yang mendekati akhlak surga. Akhlak surga itu banyak sekali. Dan salah satunya akhlak surga itu adalah rasa tanggung jawab.
Aku tidak begitu ingat kapan terakhir kali Daswan mengenyam pendidikan. Yang jelas kuingat dia adik kelasku waktu di SD, meskipun kami berbeda sekolah. Daswan anaknya periang dan suka membuat humor-humor konyol yang membuat anak-anak lain tertawa dengan tingkahnya. Namun dalam hal pelajaran Daswan bukan anak yang menonjol prestasi akademiknya. Malahan boleh dibilang dia itu langganan ranking sepuluh besar dari bawah.

Jumat, 09 September 2011

BALADA SITU, BAWON, DAN POLITIK MONETER

Pernikahan Situ dan Bawon menurutku luar biasa. Bagaimana tidak? Dalam perkawinan mereka dikaruniai anak tujuh orang yang kesemuanya laki-laki. Anak pertama diberi nama Abdurahman. Jangan harap dia akan dipanggil dengan panggilan Gus Dur. Orang-orang memanggilnya dengan sebutan Si Dur. Kalau dipanggil Si Dur baginya masih lebih beruntung karena tidak jarang orang malah memanggilnya ‘Carik mBuleng’. Berangsur-angsur anak kedua sampai ketujuh diberi nama Margus, Slamet, Suswanto, Tauhid, dan yang dua lagi saya lupa. Dari ketujuh itu hanya Suswanto yang berhasil menjadi pegawai, yang lainnya hanya sebatas buruh.
Dengan Si Dur-lah aku biasanya bermain. Kami bersekolah di komplek sekolahan yang sama meskipun SD kami berbeda. Pada masa itu hanya sebagian kecil murid sekolah yang pergi ke sekolah mengenakan sepatu. Termasuk Si Dur yang pergi ke sekolah bertelanjang kaki. Sepulang sekolah kami bermain di kebun rumah. Memetik buah-buahan yang ada di kebun. Aku selalu mengijinkan anak-anak lain memetik buah di kebun kecuali satu pohon yang aku tidak kasih ijin. Buah delima. Entah mengapa aku selalu tidak rela kalau orang lain ikut memetik buah delima di rumahku. Mungkin karena bentuk bijinya yang unik. Saat itu aku bisa saja merasa seperti memiliki pohon berbuah permata.

Kamis, 08 September 2011

PADA AKHIR SEBUAH MALAM

Malam hitam bagai biasanya. Pekat, gelap, berselimut angin dan titik-titik lembut embunnya. Manakah lebih kelam, hitam ataukah malam? Tatkala nurani manusia terombang-ambing menelusuri ke mana Sang Kebenaran beranjak pergi. Malam ini Tuhan mengutuk manusia yang mengukuhi dunia dengan keangkuhannya semata dan pembenarannya. Ketika malam tak lagi membawa kejujuran pada dirinya, dan malam tak lagi cukup menjadi sebuah waktu baginya untuk beristirahat barang sejenak buat mengenang sejengkal langkah dan konsep-konsep yang pernah terbetik dalam sanubarinya.
Tak ada lagi waktu buat mencari sedikit penerangan pada apa yang pernah terjadi. Memberi warna kelam pada yang bukan hitam. Dan memperhitam segala yang memang hitam.

Rabu, 07 September 2011

FILM IP MAN 2 : HARGA DIRI DI ARENA BELA DIRI

Masih ingatkah kita dengan pertarungan lintas beladiri antara Antonio Inoki dan Muhammad Ali di tahun 1976? Sentimen antar beladiri Timur dan Barat rupanya sudah berlangsung jauh sebelum itu. Dan Ip Man kembali hadir dalam sekuel ke-2 yang mengisahkan pertarungan antara Chinese Kungfu melawan hegemoni Western Boxer di Hong Kong pada tahun 1950an. Sekali lagi Wing Chun - Yip Man menjadi solusi atas harga diri beladiri negeri Tiongkok.
Kisah Ip Man 2 dimulai ketika Yip Man (Donnie Yen) sekeluarga hijrah ke Hong Kong selepas kemelut dengan militer Jepang di Foshan. Setiba di Hong Kong Yip Man mencoba mendirikan sekolah kungfu, namun rupanya nasib baik belum berpihak kepadanya. Hingga hari ke-9 belum ada calon siswa yang datang mendaftar. Akhirnya datanglah seorang anak muda menantangnya berkelahi yang akhirnya berhasil dikalahkan. Wong Leung menyerah dan menjadi muridnya.

Selasa, 06 September 2011

FILM IP MAN: HARMONI DI TENGAH JALAN KERAS

Kalau ada film yang menyabet penghargaan sebagai Best Film dalam Hong Kong Film Awards. Jagoannya rendah hati, lemah lembut lagi penyayang keluarga. Namun dalam senyatanya memiliki murid yang terkenal di penjuru dunia, Bruce Lee. Anda akan bisa temukan dalam film Ip Man karya sutradara Wilson Yip. Dengan latar belakang budaya negeri Cina tahun 1930an yang masih kental dengan perguruan beladirinya, harmoni keluarga masih belum menjadi hal lumrah. Malah tak jarang justru diartikan sebagai sikap suami takut istri. Mana ada pendekar kungfu takut pada istri? “Bukan masalah takut kepada istri,” ujar Ip Man (dibaca Yip Man). “Tapi saling menghargai.....”

Senin, 05 September 2011

BRUCE LEE MY BROTHER: ANTARA CHA CHA, FILM DAN KUNGFU


Ini adalah film khusus buat penggemar berat Bruce Lee. Layaknya orang terkenal lainnya. Kehidupan dan masa lalu seorang tokoh selalu asyik buat diceritakan. Meski tidak seratus persen menceritakan fakta namun ini cukup menjadi pengobat rindu para penggemarnya. Kehidupan pribadi Bruce sejak lahir hingga remaja dan menjadi sosok terkenal. Sejak ia bernama Bruce Lee, kemudian Sifeng, lalu Li Siao Long, kemudian kembali orang mengenalnya sebagai Bruce Lee. Adalah Bruce Lee saudaraku, kata kakaknya setelah 32 tahun berselang sejak kematiannya….

Minggu, 04 September 2011

SATU LAGI OBROLAN DI HARI RAYA

Bersalam-salaman di hari raya itu sudah biasa. Bermaaf-maafan juga sudah lumrah. Kunjung-mengunjungi antar kerabat dan handai taulan juga sudah sewajarnya. Namun mencari bahan obrolan yang tidak biasa adalah hal yang tidak biasa dilakukan di hari raya. Umumnya orang akan mencari bahan obrolan yang cenderung kompromistis dan kalau bisa dibuat yang seseru mungkin dan dapat melibatkan lebih banyak orang terlibat dalam pembicaraan.

Yang terjadi dalam silaturahmi yang saya lakukan kali ini sungguh di luar dugaan. Hampir dari semua pihak yang saya kunjungi menceritakan tentang permasalahan yang mereka alami. Rata-rata masalah mereka tidak bisa dibilang ringan karena menyangkut hal-hal esensial dalam hidup. Masalah nafkah dan hubungan keluarga adalah masalah yang sangat dekat dengan kehidupan pribadi seseorang. Rumusnya biasanya mudah, tetapi handlingnya yang selalu sulit dilakukan dengan baik. Tidak jarang justru berakhir dengan kurang menyenangkan.

Sabtu, 03 September 2011

SANG KYAI - SEBUAH CERITA DI HARI RAYA

Sudah beberapa tahun terakhir ini mudik tidaklah terlalu menarik lagi bagiku. Ada beberapa alasan mengenainya. Yang paling utama adalah karena sudah tidak adanya lagi ibu kandungku. Biasanya ibu kandung adalah tujuan utama anak-anaknya kembali. Namun ketika ibu kandung sudah tiada, pertanyaan yang muncul kemudian adalah: kalau mudik, mudik kepada siapa? Kepada apa? Galau sekali hatiku bila memikirkan hal itu.

Lantas orang bisa saja berkata, meskipun tidak ada lagi ibu, tentunya masih ada bapak. Tentu saja bapak masih ada. Bukan hanya bapak, ibu sambung juga tersedia. Tentu tidaklah sama antara ibu kandung dengan ibu sambung. Apalagi kalau ibu sambung yang sungguh tidak nyambung. Istilah lamanya "tulalit". Atau istilah anakku yang masih lima tahun "lola" alias loadingnya lama. Makin membuatku malas untuk pulang mudik saja.

Jumat, 02 September 2011

TIPS MUDIK: OBAT NGANTUK ADALAH...TI...TI...TIDUR...!!!

Salah besar kalau anda mengantuk lantas anda mengkonsumsi minuman pembangkit stamina atau minuman energy. Bagi anda yang melakukan hal tersebut saya yakin 150% anda tidak menyimak pelajaran jaman TK dahulu. Kalau laper, obatnya ma-em. Kalau pilek dada sesek, obatnya dikerokin. Kalau ngantuk, obatnya tidur. Begitu kata ibu guru TK.

Namun anehnya, mungkin juga pengaruh iklan, masyarakat jadi cenderung suka mengkonsumsi suplemen atau minuman energy untuk mengatasi kelelahan.

Kamis, 01 September 2011

JAGOAN-JAGOAN GAEK ALA "THE EXPENDABLES"


Beginilah jadinya kalau veteran jagoan ber-reuni. Jagoan-jagoan "senior" berkumpul dalam satu film laga yang disutradarai oleh sang legenda film perang "Rambo", Sylvester Stallone. Ada pula yang mengkritik, kalau jagoannya gaek semua, semestinya lady jagoan juga seorang nenek-nenek. Ada-ada saja.....

Tampaknya Stallone tidak hanya piawai bermain sebagai karakter pejuang saja. Terbukti dia juga ciamik menggarap film dar der dor semacam ini. Dengan sabar dan tidak terkesan terburu-buru sekaligus tidak bertele-tele Stallone memanjakan penggemar film action dengan adegan-adegan keras yang berkesan jantan. Sepertinya sang jagoan gaek ini tidak kehabisan ide menampilan dentuman-dentuman dahsyat yang pasti disukai para penggemarnya. Penonton dibawa pada rasa "pride", kebanggaan sebagai jagoan laki-laki sejati. Dan layaknya jagoan film western, para pelakonnya juga tidak lupa melontarkan kata-kata kotor, umpatan dan makian yang ditujukan untuk menambah nilai kejantanan.